Manfa'at Dunia Akherat: Fisiologi Organ Aksesoris

Wednesday, December 15, 2010

Fisiologi Organ Aksesoris

BAB II
ISI

Hati
hati atau hepar adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya cokelat, dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya, bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.
Fungsi hati:
1.      Mengubah zat makanan yang diabsbsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
2.      Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine
3.      Menghasilkan ensim glikogenik glukosa menjadi glikogen
4.      Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati, dibentuk dalam sistem retikuloendotelium, dialirkan ke empedu
5.      Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
6.      Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
Hati membantu mempertahankan suhu tubuh karena luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung sehingga mengakibatkan darah banyak mengalir melalui organ ini yang menaikkan suhu tubuh.

Fungsi Pankreas
1.      Fungsi endokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit
2.      Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin.
3.      Fungsi sekresi eksternal, cairan pankreas dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
4.      Fungsi sekresi internal, sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri langsung dialirkan ke dalam peredaran darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon. Hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.
Pankreas menerima  darah dari arteria pankreatika dan mengalirkan darahnya ke vena kava inferior melalui vena pankreatika. Jaringan pankreas terdiri atas lobulus dari sel  sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran ini mulai dari sambungan saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui bagan pankreas dari kiri ke kanan. saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.

Fisiologi Sistem Pencernaan.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air dan garam yang berasal dari zat makanan untu didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel yang melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna optimal dalam saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus. Untuk ini dibutuhkan:
1.      Pergerakanan makanan melalui saluran pencernaan
2.      Sekresi getah pencernaan dan pencernaan
3.      Absorpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit.
4.      Sirkulasi darah melalui organ gastrointinal yang membawa zat yang diabsorpsi
5.      Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon.
Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorpsi dapat berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupaya supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastointestinal.
Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen. Sistem ini terdapat di dalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut, keasaman kimus atau konsentrasi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein (mono sakarida, asam lemak dan peptida dari asam amino)

Proses Penyerapan Makanan
Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh instrinsik lapar dan jenis makanan yang ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan sistem pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh.

Mengunyah
Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel kecil dapat ditelan. Gigi untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang bekerja sama dengan otot rahang dengan kekuatan 27,5 – 1.000 kg pada molar. Mengunyah merupakan hal yang penting dalam pencernaan. Enzim pencernaan hanya bekerja pada awal permulaan partikel.

Menelan (deglusi)
Mekanisme kompleks setiap saat melakukan beberapa fungsi dalam beberapa detik ke dalam traktus untuk mendorong makanan dibagi beberapa tahap:
a.       Tahap volunter, mencetuskan proses menelan
b.      Tahap faring, bersifat volunter dalam membantu jalan makanan melalui faring ke dalam esofagus.
c.       Tahap esofagus, tahap involunter mempermudah jalannya makanan dari faring ke dalam lambung.
Tahap menelan merupakan suatu gelombang perilstaltik cepat dari faring yang mendorong bolus makanan kedalam esofagus ke bagian atas. Seluruh proses terjadi dalam waktu 2 detik.
Pengaturan saraf pada tahapan menelan.
Impuls dari faring ke daerah lain melalui bagian sensorik saraf trigeminal dan glosofaring ke dalam daerah medula oblongata. Impuls motorik menyebabkan penelanan dijalankan kesaraf kranial V, IX, X dan XII dan beberapa saraf vertikal superior. Seluruh tahap siklus penelanan ke faring mengganggu proses pernapasan hanya sekejap saja dalam siklus respirasi.

Tahap menelan di esofagus
Esofagus hanya berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring ke lambung gerakan diatur secara khusus yaitu:
a.       Peristaltik primer: Kelanjutan gelombang peristaltik, dari faring menyebar ke esofagus, dihantarkan ke ujung esofagus dengan posisi tegak lurus. Gelombang ini berlangsung 5-8 detik.
b.      Perilstltik sekunder: Dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan dan berlanjut sampai mekanan dikosongkan ke dalam lambung.
Secara fisiologis dfingter esofagus berkontraksi secara tonik dengan tekanan intraluminal sekitar 30 mmHg. Gelombang ini merelaksasi esofagus bagian bawah mempermudah mendorong makanan ke dalam lambung.

Makanan di lambung
Isi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan membantu mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.

Fungsi motorik lambung meliputi:
1.      Menyimpan sejumlah makanan sampai dapat diproses di duodenum
2.      Mencampur makanan dengan sekresi lambung sampai membnetuk satu campuran setengah cair.
3.      Mengosongkan makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai dan absorpsi yang tepat.
Makan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling akhir terletak dekat dinding lambung secara progresif menampung sejumlah makanan sampai batas sempurna.
Gambaran lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir seluruh dinding korpus lambung. Saat lambung berisi makanan, gelombang konstiktor peristaltik yang lemah disebut gelombang pencampur, mulai timbul dibagian tengah dinding lambung dan bergerak kearah antrum sepanjang dinding lambung sekitar 15-20 detik.
Kimus, sudah bercampur dengan cairan lambung, hasil campuran makanan berjalan ke usus. Derajat keenceran kimus bergantung pada jumlah relatif makanan dan sekresi lambung. Ciri-ciri kimus keruh seperti susu setengah cair.
Kontraksi lapar, terjadi bila lambung telah kosong setelah beberapa jam. Kontraksi ritmik terjadi dalam korpus lambung. Kontraksi sangat kuat dan bersatu, kontraksi tetanik yang kontinu selama 2-3 menit. Kontraksi lapar kadang-kadang mengalami sensasi nyeri bagian bawah lambung sesudah makan kontraksi lapar dan berkurang.

Pengosongan lambung
Terjadi karena perilstaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun terdapat kontraksi tronik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan dikosongkan dari lambung dengan mudah. fungsi sfingter pilorus pada pengendalian pengosongan lambung terbatas pada pengosongan lambung, kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi pilorus. Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal lambung dan duodenum.

Faktor refleks duodenum
Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan pengosongan lambung, diperantarai oleh:
a.       Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem enterik lambung
b.      Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan kembali ke lambung melalui serat saraf simpatik.
c.       Melalui nervus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik.

Pergerakan usus halus
Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalamdinding usus. Kontraksi segmentasi menjadi lemah bila aktivitas perangsangan sistem saraf enteril dihambat oleh atropin. Fungsi gelombang peristaltik tidak hanya mendorong kimus sepanjang usus. Proses ini meningkat sewaktu kimus masuk ke duodenum. Ilieosekalis peristaltik meningkat dalam ileum dan mendorong kimus melewati katup ileosekalis dan masuk ke dalam sekum.

Pembangkit refleks enterogastrik
a.       Derajat peregangan duodenum
b.      Adanya iritasi dalam mukosa doudenum
c.       Derajat keasaman kimus duodenum
d.      Derajat osmolalitas kimus
e.       Adanya hasil pemecahan tertentu dalam kimus protein/ lemak.
Fungsi katup ileosekalis mencegah aliran balik isi kolon ke dalam usus halus. Katup ileosekal menonjol ke dalam lumen sekup dan tertutup erat. Bila terbentuk tekanan yang berlebihan dalam sekum akan mencoba mendorong ke belakang, mendorong bibir, dan katup dapat menahan tekanan balik dan usus besar. Bila sekum diregangkan maka kontraksi sfingter ileosekal ditingkatkan dan peristaltik ileum dihambat sehingga menunda pengosongan kimus dari ileum.

Gerakan kolon
Kolon mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon secara normal sangat lambat dan mempunyai karakteristik yang sama dengan gerakan usus halus yaitu gerakan mencampur dan gerakan mendorong.

Gerakan mencampur
Pada saat yang sama terkumpul 3 pita longitudinal yang disebut tenia koli. Kontraksi gabungan ini menyebabkan usus besar membentuk seperti kantong yang disebut haustrea. Kontraksi puncak 30 detik, kemudian menghilang 60 detik. Kontraksi bergerak lambat ke arah anus. Karena bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengadukan dalam usus besar.

Gerakan mendorong
Ditimbulkan oleh gerakan lambat ke arah anus dan gerakan massa. Dorongan oleh kontraksi membutuhkan waktu 8-15 jam untuk menggerakan kimus katup ileosekal sampai di kolon transversum. Timbulnya pergerakan massa dipermudah oleh refleks gastrokolik dan duodenokolik melalui saraf ekstinsik saraf otonom.

Defekasi
Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum sehingga secara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi rektum dan refleksi sfingter anus. Refleks defekasi, bila feses masuk rektum maka peregangan dinding rektum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltik dalam kolon desendens, sigmoid, dan rektum yang mendorong feses ke anus.

Sistem sekresi saluran pencernaan
Sekresi kelenjar terbentuk sebagai respons terhadap adanya makanan dalam saluran pencernaan. kelenjar sekretori mempunyai dua fungsi yaitu enzim pencernaan yang disekresi sebagian rongga mulut sampai ujung distal ileum dan kelenjar mukus dari rongga mulut sampai ke anus.

Prinsip dasar sekresi saluran cerna:
a.       Permukaan epitelium traktus gastrointestinal memiliki berjuta-juta kelenjar mukus yang berfungsi merespons perangsangan epitelium bekerja sebagai pelumas dan melindungi permukaan pencernaan
b.      Curuk (krista lieberkuch), permukaan traktus gastrointestinal dikelilingi oleh curuk yang mengandung sel sekretri khusus, merupakan invaginasi dari epitel ke dalam submukosa.
c.       Kelenjar tubular, dalam lambung bagian duodenum menyekresi asam dan pepsinogen.
d.      Kelenjar saliva pankreas dan hati berhubungan dengan saluran cerna menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsi makanan.

Mekanisme rangsangan kelenjar
Sekresi getah cerna merangsang langsung dengan makanan, dilakukan oleh perangsangan taktil, iritasi kimiawi akibat rangsangan kimiawi, dan peregangan dinding usus. Rangsangan parasimpatis meningkatkan laju kecepatan sekresi kelenjar secara bervariasi. Nervus vagus dan nervus kranialis parasimpatis merangsang kelenjar saliva, kelenjar esofagus, dan kelenjar Brunner pada duodenum. Sekresi usus halus terjadi sebagai respons terhadap rangsangan terhadap rangsangan saraf dan hormonal segmen anus.
Rangsangan simpatis mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi dari masing-masing kelenjar yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menyuplai kelenjar. Rangsangan simpatis mengurangi sekresi dan suplai darah.


3 comments:

  1. terimakasih banyak penjelasannya, menambah pengetahuan..

    ReplyDelete
  2. MEGA88 | Gambling in Vegas - DrmCD
    With a 과천 출장샵 focus on entertainment, the MGM 김해 출장마사지 Grand 성남 출장안마 Hotel and Casino in 인천광역 출장샵 Las Vegas is a high-rise building in Las Vegas, Nevada, U.S.A.. 삼척 출장샵 View a detailed profile of the structure

    ReplyDelete