Manfa'at Dunia Akherat: GANGGUAN METABOLIK

Tuesday, December 21, 2010

GANGGUAN METABOLIK




1.      HIPERTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR (Demam Sementara Pada Bayi Baru Lahir, Demam Dehidrasi)
Kenaikan suhu (38-390 C atau 100-1030F) kadang-kadang ditemukan pada umur hari ke-2 – ke-3. gangguan ini bisa terjadi pada bayi minum ASI yang masukan cairannya sangat rendah, atau pada bayi yang terpajan suhu lingkungan yang tingi, juga pada bayi-bayi yang berada di dalam incubator atau keranjang bayi (buaian) yang dekat ke pemancar panas (radiator) atau di bawah sinar matahari.
Bayi itu bisa gelisah dan dapat mengalami penurunan berat badan yang cepat. curah urin dan frekuensi berkemih (kencing) menurun, kulit dapat kehilangan elastisanya dan ubun-ubunnya dapat cekung.
Bentuk hipertermia neonatus yang lebih berat terjadi pada bayi baru lahir maupun bayi lebih tua yang diberi pakaian hangat untuk suhu rendah diluar rumah. penurunan kapasitas berkeringat bayi baru lahir merupakan faktor pendukung.
Hipernatermia dapat turut menyebabkan konvuisi. angka mortalitas dan morbiditas (cedera otak) tinggi hipernatermia telah dihubungkan dengan kematian mendadak. pada bayi dan syoik hemorhagik serta sindrom ensefalopati. keadaan ini dicegah dengan cara mengenakan pakaian pada anak yang sesuai dengan suhu lingkungan sekitarnya.
Bayi yang lebih tua mungkin memerlukan pendingin untuk waktu yang lama dengan pencelupan berulang-ulang atau dengan menggunakan kasur air dingin atau alat induksi hipotermia lain. Sangat penting untuk memperhatikan kemungkinan adanya gangguan cairan dan elektrolit.

2.      JEJAS DINGIN PADA NEONATUS
Jejas dingin pada neonatus biasanya terjadi pada bayi didalam rumah yang pemanasannya tidak cukup selama musim dingin yang kabut bila suhu diluar rumah ada pada kisaran beku. tanda-tanda yang muncul adalah apati, menolak makan, oliguria, dan dingin pada sentuhan. Suhu tubuh biasanya antara 29,50C (85-950F), dan immunobilitas, edema, dan kemerahan pada ekstremitas, terutama bila diamati pada tangan, kaki dan muka. Dapat juga terjadi bradikardi dan apnea.
Rhinitis lazim dijumpai, begitu juga gangguan metabolic yang serius terutama hipoglikemia dan asidosis. Manifestasi perdarahan sering ada, perdarahan peru masih sering ditemukan pada autosi. Pengobatannya terdiri atas penyediaan lingkungan yang cukup hangat. Angka mortalitas sekitar 25%; Sekitar 10% dari yang bertahan hidup mempunyai bukti adanya cedera otak.

3.      EDEMA
Edema menyeluruh (generalisata) terjadi dalam kaitannya dengan hidrop fetalls dan pada anak dari ibu diabetes. Edema pada bayi prematur sering disebabkan karena berkurangnya kemampuan untuk mengekskresi air dan natrium. Bayi dengan penyakit membran hialin menjadi edema tanpa gagal jantung kongestif. Edema dapat muncul bersama jantung akibat lesi jantung kongenital. Lambatnya ekskresi elektrolit dan air di dalam ginjal dapat mengakibatkan edema bila ada kenaikan masukan elektrolit dalam jumlah besar dan mendadak. Edema juga terjadi dalam kaitannya dengan anemia dan defisiensi vitamin E pada bayi prematur. Kadang-kadang hipoproteinemia idiopatik dengan edema yang bertahan / selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dijumpai pada bayi cukup bulan.
Pada wanita sindrom Turner Edema generalisata dengan hipoproteinemia dapat ditemukan pada masa neonatus yang disertai nefrosis kongenital dan yang jarang yaitu sindrom Hurler, atau sesudah minum susu formula hipoalergen pada bayi dengan pankreas yang mengalami fibrosis kistik.



4.      HIPOKALSEMIA (TETANI)
OSTEOPENIA PREMATURITAS. Pada bayi prematur yang sangat kecil dengan penyakit kronis, sering timbul gejala-gejala seperti rakitis berupa fraktur patologis dan demineralisasi tulang. Mungkin ada kaitannya dengan kolestatis dan malabsorbsi vitamin D atau kalsium; kehilangan kalsium urin karena diuretik; dan masukan kalsium fosfor, vitamin D yang jelek atau toksisitas alumunium. Penanganan fraktur memerlukan imobilisasi dan pemberian kalsium, fosfor dan vitamin D.

5.      HIPOMAGNESEMIA
Hipomagsemia terjadi bila kadar magnesium serum turun dibawah 1,5 mg/dl (0,62 mmol/L) namun, tanda-tanda klinis biasanya tidak berkembang sampai kadar magnesium serum turun dibawah 1,2 mg/dl. Selama transfusi tukar dengan darah yang diberi sitrat, yaitu darah yang ion magnesiumnya rendah karena terikat oleh sitrat, magnesium serum turun sekitar 0,5 mg/dl (0,2 mmol/L), diperlukan waktu sekitar 10 hari untuk kembali normal pada hipomagnesemia noniatrogenik magnesium serum dapat kurang dari 0,5 mg/dl.
Pengobatan segera terdiri atas injeksi intra muskular magnesium sulfat. pada kebanyakan kasus, cacat metabolik bersifat sementara dan pengobatan dapat dihentikan sesudah 1-2 minggu. Beberapa pasien menderita bentuk penyakit permanen yang memerlukan tambahan magnesium oral terus menerus untuk mencegah hipo-magnesemia berulang.

6.      HIPERMAGNESEMIA
Hipermagnesemia dapat terjadi pada bayi baru lahir dari ibu yang diobati dengan magnesium sulfat untuk penyakit eklamsia. Pada kadar serum yang tinggi sistem saraf sentral tertekan dan mengalami paralisis total sehingga memerlukan pernafasan buatan. Kadar yang rentan dapat mengakibatkan hipoventilasi, hipotensi, lesu, flaksiditas dan hiporeflek.
Hipermagnesemia dapat disertai dengan kegagalan mengeluarkan mekoneum (sindrom sumbatan mekoneum). Transfusi tukar telah digunakan sebagai cara cepat untuk membuang ion magnesium dari darah. Garam kalsium dan diuretik juga telah dipergunakan.

7.      PENYAKIT METABOLIK LAIN
Sejumlah kesalahan metabolisme bawaan dapat timbul selama masa neonatus, meliputi fenilketonuria, galaktosemia, defeksiklus urea, asidemia metiamalonat, peyakit urin, sirup maple.

8.      ASIDOSIS METABOLIK LAMBAT
Antara 5 sampai 10% bayi preterm dengan berat badan lahir renda berkembang asidosis metabolik selama usia minggu ke-2 atau ke-3. Biasanya tidak ada riwayat asfiksia, kegawatdaruratan, pernafasan, atau masalah lain dan bayi tampak bersemangat.

9.      TRAUMA DINGIN PADA NEONATUS (NEONATUS COLD INJURY)
Trauma dingin dapat terjadi di udara lingkungan yang dingin. Anak tampak apatik, tidak mau minum, oliguria dan dingin pada perabaan. Suhu tubuh berkisar antara 29,50C – 350C, tampak bayi tidak banyak bergerak, edema dan kemerahan pada tangan, kaki, dan muka dapat terjadi brakikardia dan apnea.
Pengobatan meliputi pemberian kehangatan bertahap dan koreksi gangguan metabolisme terutama hipoglikemia. Pencegahan dapat dilakukan dengan menyediakan pemanas lingkungan yang adekuat.

No comments:

Post a Comment